Motif Datulaya Batik Banten

Batik Banten

Nama batik Banten memang baru terdengar dalam beberapa tahun terakhir seiring dengan diresmikannya Provinsi Banten pada tahun 2,000 lalu. Padahal, seni hias batik di provinsi tersebut sudah ada sebelum abad ke-17 dan kemudian tenggelam bersamaan dengan pudarnya kejayaan Kesultanan Banten.

Kini, dengan pesona yang dimilikinya, batik Banten mulai bangkit lagi. Upaya menghidupkan kembali geliat batik Banten telah dilakukan Pemerintah Provinsi Banten melalui Surat Keputusan Gubernur Banten pada Oktober 2003 tentang pembentukan panitia peneliti batik Banten

Melalui SK itu telah dilakukan pengkajian motif, Hasil dari pengkajian motif tersebut kemudian dipresentasikan di depan para arkeolog nasional, budayawan, dan pemerintah Banten.

Berdasarkan penelitian,telah ditemukan 75 ragam hias yang menjadi motif batik Banten. Sebagian besar motif batik tersebut berasal dari sejarah dan kearifan lokal masyarakat Banten.

Motif Datulaya Batik Banten

Batik Banten memiliki identitas dan ciri khas tersendiri karena beberapa motifnya diadopsi dari benda-benda sejarah artefak. Inilah tatanan aset yang menjadi ciri khas batik Banten tersebut.

Salah satu pesona batik Banten terdapat dalam batik yang bermotif datulaya. Motif ini memiliki dasar belah ketupat berbentuk bunga dan lingkaran dalam pigura sulur-sulur daun. Warna yang digunakan, motif dasar berwarna biru, variasi motif pada pigura sulur-sulur daun berwarna abu-abu, pada dasar kain berwarna kuning.

Nama datulaya ini diambil dari tempat tinggal pangeran. Datu itu artinya pangeran, laya artinya tempat tinggal.

Karena ciri khas yang dimilikinya itu, batik Banten saat ini telah memasuki kancah internasional. Hal itu tercermin dari penghargaan yang diperoleh batik Banten dalam pertemuan para arkeologi dari 52 negara di Malaysia akhir Januari 2005.

Dari Indonesia kita membawa hasil kajian mengenai batik Banten dan memperoleh predikat terbaik. Hingga motif datulaya mendapat tanda tangan dari Menteri Dalam Negeri Malaysia.

Bahkan, batik Banten merupakan batik pertama yang memiliki hak paten di United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), sebuah lembaga PBB yang bergerak di bidang Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan.

Banyak masyarakat Banten dan sekitarnya mulai menyukai batik Banten. Selain itu, batik Banten juga sudah merambah pasar internasional. Pembeli sudah mencapai Malaysia, Finlandia, Korea dan sejumlah negara Eropa.

 

Motif Datulaya Batik Banten

You May Also Like

About the Author: Arsip Digital

Berbagi informasi dan pengetahuan dalam arsip digital online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *