Bing Slamet, Maestro Lawak Indonesia

Bing Slamet, Maestro Lawak Indonesia

Bing Slamet merupakan seniman pelopor di zamannya, yang memiliki pengaruh besar di kalangan selebritis dan masyarakat. Bing Slamet lahir pada 27 September 1927 dengan nama Ahmad Syech Albar di Cilegon, Jawa Barat. Saat berusia 17 tahun ia sudah mulai terjun di dunia pertunjukan dengan bergabung bersama rombongan sandiwara Pantja Warna.

Nama Bing dipakai karena kagum pada  Bing Crosby (Harry Lillis “Bing” Crosby) seorang penyanyi dan aktor terkenal berkebangsaan Amerika Serikat, sejak tahun 1926 hingga akhir hayatnya pada tahun 1977.

Sebelum berkiprah di dunia hiburan, Bing Slamet aktif pada Dinas Angkatan Laut Surabaya dan Jakarta, antara tahun 1950 sampai 1952. Seteleah pada tahun 1952 saat Bing ditempatkan lagi di Jakarta, dia bergabung di RRI Jakarta dan mulai aktif mengisi acara bersama Adi Karso. Bakat dan kemampuan musiknya mulai memuncak saat bergabung di RRI hingga tahun 1962.

Pelopor Lawakan Gaya Lokal

Pada 1953, Bing Slamet ikut dalam sebuah lomba lawak, berkat keahliannya meniru penyanyi terkenal Amerika seperti Louis Amstrong, dan keluar sebagai pemenang.

Sejak itulah, mulai muncul gaya lawak baru yang meniru suara dan berbagai logat beberapa suku di Indonesia. Dan sejak itu juga karir Bing Slamet dimulai.

Bukan sebuah pelecehan terhadap suku bangsa, kalau para pelawak lokal menghadirkan guyonan dengan menggunakan logat dari beberapa daerah. Tren seperti ini pertama kali dihadirkan oleh seorang Bing Slamet.

Di bidang lawak, Bing mencatat sukses besar bersama grup lawak Kwartet Jaya yang berdiri pada 1967. Bersama Iskak, Eddy Sud, dan Ateng, laki-Iaki kocak ini mampu mendominasi pementasan lawak di Indonesia hingga pertengahan tahun 1970-an.

Pada 1954 Bing menjuarai lomba Bintang Radio, sehingga ia juga dikenal sebagai penyanyi dan pencipta lagu. Salah satu lagunya, Nonton Bioskop, sempat sangat populer di negeri ini.

Tidak hanya dunia tarik suara dan komedi, Bing juga mulai merambah dunia layar lebar dengan mendirikan Safari Sinar Sakti Film yang memproduksi film-film komedi seri yang laku keras di pasaran, antara lain berjudul Bing Slamet Setan Jalanan (1972) dan Bing Slamet Koboi Cengeng (1974).

Bing Slamet meninggal dunia pada 17 Desember 1974 akibat penyakit lever yang diidapnya selama tujuh bulan terakhir, di rumah sahabatnya, Eddy Sud, sesama anggota grup lawak Kwartet Jaya.

Indonesia berduka. Jalanan sampai macet dipenuhi ribuan pelayat yang mengantarkannya ke peristirahatan terakhir. Untuk mengenang kepergiannya, Titiek Puspa menciptakan lagu berjudul Bing.

Disclaimer:

Artikel “Bing Slamet, Maestro Lawak Indonesia” ini tidak dimaksudkan untuk membangkitkan kultus individu atau pemujaan berlebihan terhadap sosok tertentu, melainkan sebagai upaya mencegah amnesia sejarah (khususnya di kalangan generasi muda). Banyak hal yang bisa diteladani dari mereka yang telah mengubah sejarah bangsa ini.

Sumber: 100 TOKOH YANG MENGUBAH INDONESIA: Biografi Singkat Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20, Penerbit NARASI,  Yogyakarta, 2005.

 

Bing Slamet, Seniman Indonesia

You May Also Like

About the Author: Arsip Digital

Berbagi informasi dan pengetahuan dalam arsip digital online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *