5 Gubernur Terbodoh di Amerika Serikat Dalam Penanganan Wabah Covid-19

gurbernur bodoh as

Pada awal tahun 2020, pandemi COVID-19 mewabah secara global, termasuk di Amerika Serikat. Virus yang pertama kali diidentifikasi di Wuhan, Tiongkok, menjalar dengan cepat ke berbagai negara, menyebabkan ketidakpastian dan kekhawatiran besar di AS. Pada Januari, AS mulai memantau kasus COVID-19. Pada bulan Februari, kasus mulai muncul di AS, dengan peningkatan pesat dalam jumlah kasus pada bulan Maret. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mulai memberikan peringatan serius tentang penyebaran virus. Di tengah peringatan ini, terjadi penundaan dalam mengakui potensi penularan virus oleh orang tanpa gejala di beberapa wilayah negara di AS.

5 Gubernur Terbodoh AS Saat Pandemi Covid-19

Respons awal pemerintah federal di AS menghadapi kritik karena lambannya dalam menyikapi ancaman. Meskipun ada peringatan dari para ahli kesehatan tentang potensi penyebaran oleh orang tanpa gejala, reaksi cepat dan terkoordinasi dari pemerintah federal terlihat terbatas. Berikut ini 5 gubernur terbodoh federal di AS karena tidak cepat merespons informasi penting dalam mengantisipasi pandemi Covid-19.

1. Gubernur Oklahoma, Kevin Stitt

gubernur terbodoh oklahoma kevin stitt

Pada suatu Sabtu malam, tepatnya tanggal 14 Maret, Gubernur Oklahoma, Kevin Stitt, berbagi momen santai bersama keluarganya melalui media sosial. Dalam cuitannya yang menunjukkan dirinya berada di sebuah restoran yang ramai, Stitt dengan hangat menyambut kebersamaan tersebut, menyatakan, “Makan bersama anak-anak saya dan semua rekan Oklahoman di Collective OKC! Malam ini penuh sesak!”

Namun, perhatian seketika beralih ke keputusan yang diambil Stitt keesokan harinya. Di saat yang sama, ia mengumumkan keadaan darurat di seluruh negara bagian Oklahoma terkait ancaman pandemi COVID-19. Pernyataan tersebut diungkapkan dengan tujuan melindungi masyarakat serta memastikan perdamaian dan keselamatan mereka.

Meskipun begitu, deklarasi darurat ini tidak menyertakan pedoman konkret yang dapat membantu masyarakat dalam menghadapi situasi ini. Tidak ada instruksi mengenai lockdown, batasan pertemuan, atau panduan praktis lainnya. Gubernur hanya “mendorong” masyarakat untuk memanfaatkan layanan online dalam interaksi dengan layanan publik.

Ketidakjelasan dari perintah tersebut kemudian direspons oleh kantor gubernur melalui kepala komunikasinya. Mereka menegaskan bahwa Gubernur Stitt akan tetap beraktivitas seperti biasa, termasuk mengajak keluarganya makan malam di tempat yang ramai, dengan klaim bahwa masyarakat Oklahoma juga dianjurkan untuk melakukannya.

Namun, pandangan ini menimbulkan kebingungan di tengah masyarakat karena terkesan mengabaikan pentingnya langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan untuk mengatasi pandemi. Pesannya sepertinya mempromosikan kegiatan sosial dalam situasi di mana kewaspadaan dan kehati-hatian harusnya menjadi prioritas utama.

Keputusan Gubernur Stitt untuk tetap melanjutkan aktivitas sosialnya tanpa memberikan panduan yang jelas kepada masyarakat dalam menghadapi situasi pandemi telah menciptakan perdebatan dan kekhawatiran di kalangan warga. Tindakan ini telah menimbulkan pertanyaan serius terkait keseriusan pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan yang sedang berlangsung.

2. Gubernur Mississippi, Tate Reeves

gubernur terbodoh mississippi tate reeves

Pada awal Maret, saat ketegangan pandemi virus corona meningkat, perhatian tertuju pada Gubernur Mississippi, Reeves, karena keputusannya membawa keluarganya dalam perjalanan ke Paris dan Barcelona. Tindakan ini terjadi tepat sebelum larangan perjalanan Eropa yang diberlakukan oleh Presiden Donald Trump.

Namun, apa yang terjadi setelah perjalanan tersebut menjadi sorotan utama. Hanya dua hari setelah kembali, Reeves mengumumkan “keadaan darurat” di Mississippi. Sekitar 10 hari kemudian, dia mengeluarkan perintah eksekutif yang menyerukan penghindaran kontak sosial, pembatasan pertemuan, serta pembatasan aktivitas di sektor bar, restoran, dan layanan kesehatan.

Namun, paradoks muncul dalam implementasi perintah tersebut. Meskipun tujuannya adalah memberlakukan pembatasan baru, aturan ini justru menciptakan kebingungan dengan menyatakan bahwa aturan yang lebih ketat akan ditangguhkan selama masa krisis. Hal ini menciptakan kebingungan di kalangan warga dan pemerintah lokal karena kejelasan dalam pedoman pelaksanaan kebijakan menjadi kabur.

Reeves mencoba menjelaskan situasi ini dengan merujuk pada lockdown individual sebagai alternatif dari lockdown di seluruh negara bagian. Namun, pernyataannya tidak mendapat dukungan dari para ahli, yang mengundang pertanyaan tentang kebijaksanaan dan keseriusan dalam menangani pandemi.

Menurut Walikota Tupelo, Jason Shelton, tindakan gubernur ini telah menciptakan kebingungan dan kepanikan di seluruh negara bagian. Para pemimpin lokal terpaksa menjelaskan kepada warga tentang kebijakan yang sebenarnya berlaku, mengonfirmasi bahwa peraturan seperti jam malam, larangan restoran, dan perintah tinggal di rumah tetap berlaku, meskipun pernyataan yang membingungkan dari Reeves.

Reeves berupaya menenangkan warganya dengan menyatakan bahwa “Mississippi tidak akan pernah menjadi Tiongkok. Mississippi tidak akan pernah menjadi Korea Utara.” Namun, pernyataan ini tidak dapat menyembunyikan kekacauan dan kebingungan yang telah diciptakan oleh kebijakan yang bertentangan dan kurang konsisten.

Situasi ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kompetensi dan kepemimpinan gubernur dalam menghadapi krisis kesehatan masyarakat. Kritik terhadap keputusan Reeves semakin memperumit situasi di Mississippi selama pandemi, dengan kejelasan yang hilang dan kepercayaan publik yang terguncang.

3. Gubernur Alabama, Kay Ivey

gubernur terbodoh alabama kay ivey

Pada tanggal 1 April 2020, Alabama dikejutkan oleh tragedi memilukan akibat pandemi COVID-19. Dengan lebih dari 35 nyawa yang melayang, negara bagian itu terguncang oleh dampak mematikan virus tersebut. Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di University of Washington memproyeksikan lonjakan tajam dalam angka kematian di Alabama, memperkirakan lebih dari 300 kematian setiap hari pada tanggal 19 April, menambah beban berat pada sistem kesehatan.

Kondisi keterbatasan sumber daya rumah sakit menjadi masalah utama. Alabama hanya memiliki sekitar 474 tempat tidur ICU, sementara proyeksi IHME memperlihatkan kebutuhan akan 4.382 tempat tidur ICU. Dengan perbandingan ini, hanya ada 1 tempat tidur ICU yang tersedia untuk setiap 10 pasien yang membutuhkan perawatan intensif.

Pada tanggal 3 April, Gubernur Kay Ivey menunda penerapan perintah tinggal di rumah dengan alasan bahwa Alabama tidak bisa disamakan dengan Louisiana dalam konteks pandemi. Namun, proyeksi angka kematian menunjukkan keparahan situasi yang jauh lebih tinggi di Alabama dibandingkan dengan Louisiana. Baru pada tanggal 4 April, Ivey mengeluarkan perintah tersebut, yang sayangnya terlambat dan berdampak serius pada ketersediaan layanan kesehatan.

Keputusan yang terlambat ini menyoroti respons yang kurang responsif terhadap krisis kesehatan masyarakat. Keterbatasan sumber daya rumah sakit dan proyeksi angka kematian yang mencekam seharusnya menjadi perhatian utama yang memerlukan respons segera dan tepat.

4. Gubernur Florida Ron DeSantis

gubernur terbodoh florida ron desantis

Gubernur terbodoh selanjutnya adalah Ron DeSantis yang telah menjadi sorotan atas kebijakan dan langkah-langkah yang diambilnya sehubungan dengan penanganan krisis kesehatan Covid19. Meskipun prediksi awal mengenai dampak pandemi telah menjadi kenyataan yang menakutkan di Florida, respon Gubernur DeSantis terhadap krisis ini telah menimbulkan kontroversi dan kekhawatiran di kalangan masyarakat.

Gubernur DeSantis awalnya menolak untuk mengeluarkan perintah tinggal di rumah secara luas di seluruh negara bagian dengan alasan bahwa virus ini tidak akan berdampak pada setiap sudut negara bagian. Namun, keputusan ini dipertanyakan karena tidak selaras dengan data yang menggambarkan situasi sebenarnya di Florida. Kurangnya pengujian di banyak daerah membuat angka kasus terlihat lebih rendah dari yang sebenarnya.

Tindakan DeSantis yang mengesampingkan kebijakan pembatasan selama beberapa waktu menjadi sorotan karena menyaksikan kerumunan di pantai Florida selama liburan musim semi. Meskipun akhirnya mengeluarkan perintah tinggal di rumah pada awal April, keputusan tersebut juga diikuti dengan perintah kedua yang melemahkan upaya pembatasan yang sudah ada di tingkat lokal. Ini menciptakan kebingungan dan ketidakpastian dalam penanganan pandemi, terutama terkait pengelolaan kegiatan keagamaan dan rekreasi di seluruh negara bagian.

Reaksi terhadap keputusan ini tidak merata di masyarakat, menciptakan keraguan dan ketidakpastian dalam penanganan pandemi COVID-19 di Florida. Dalam menghadapi situasi yang terus berkembang, koordinasi antara pemerintah negara bagian dan daerah menjadi sangat penting untuk menghadapi tantangan ini dengan efektif.

5. Gubernur Georgia, Brian Kemp

gubernur terbodoh georgia brian kemp

Pada 1 April 2020, Gubernur Georgia Brian Kemp mengeluarkan perintah tinggal di rumah di seluruh negara bagian. Namun, keputusan ini diiringi dengan sebuah pengakuan yang mengejutkan. Kemp menyatakan bahwa baru dalam 24 jam terakhir mereka mengetahui bahwa virus COVID-19 bisa menyebar melalui orang tanpa gejala. Hal ini menimbulkan kontroversi luas, terutama dalam konteks peringatan yang telah disampaikan oleh para ahli kesehatan sejak awal pandemi pada Januari 2020.

Gubernur tampaknya terlewat dalam merespons informasi yang telah dikomunikasikan oleh para ahli kesehatan selama beberapa bulan terakhir. Dr. Anthony Fauci dari NIH, Sekretaris HHS Alex Azar, dan sejumlah besar ahli kesehatan lainnya telah memberikan peringatan tentang potensi penyebaran virus oleh orang-orang tanpa gejala sejak awal tahun 2020. Bahkan, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), yang terletak hanya 20 menit dari kantor gubernur Georgia, mengakui pada 16 Maret 2020 bahwa virus ini dapat menyebar sebelum gejala muncul.

Meskipun informasi ini telah tersebar luas, Gubernur Kemp tampaknya membuat keputusan kebijakan berdasarkan klaim bahwa informasi tersebut baru diketahui dalam 24 jam terakhir sebelum pengumuman kebijakan. Keputusan ini mendapat banyak kritik karena dalam masa krisis seperti pandemi, penting bagi pemimpin untuk membuat keputusan yang didasarkan pada informasi yang tersedia dan dipercayai oleh para ahli. Keputusan yang diambil pada saat-saat genting ini bisa memiliki dampak besar pada masyarakatnya.

Kebijakan Gubernur Kemp mencerminkan betapa pentingnya akses dan penerimaan informasi yang akurat dan tepat waktu bagi para pemimpin. Dalam situasi darurat, keterlambatan atau penolakan untuk menerima dan bertindak berdasarkan informasi yang valid dapat berdampak serius bagi kesejahteraan masyarakat.

Penutup

Artikel ini menggambarkan betapa pentingnya penerimaan dan respons terhadap informasi kesehatan pada tingkat pemerintah selama pandemi. Pemimpin federal harus memperkuat kesadaran akan pentingnya mendengarkan para ahli, merespons informasi dengan cepat, dan bertindak untuk melindungi masyarakat dari ancaman kesehatan yang signifikan, agar tidak menjadi gubernur  terbodoh.

 

5 Gubernur Terbodoh di Amerika Serikat Dalam Penanganan WabahCovid-19

You May Also Like

About the Author: Arsip Digital

Berbagi informasi dan pengetahuan dalam arsip digital online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *